Gali Potensi dan Kreatifitas Warganya, Kelurahan Galung Maloang Wujudkan RW Tematik

667

Parepare – Galung Maloang sebagai kelurahan termuda yang ada di Kota Parepare, dalam mendorong kemandirian masyarakatnya membuat kampung tematik yang diterapkan disetiap RW yang berada diwilayahnya. Delapan RW yang ada dikelurahan Galung Maloang sudah mempunyai tema khusus untuk menjadi kampung tematik.

Lurah Galung Maloang, Musdaliah mengungkapkan ide kampung tematik yang diterapkan pada delapan RW-nya disesuaikan dengan potensi dan kreatifitas masyarakat yang bermukim disana. Walaupun saat ini, ada lima RW dari delapan yang mempunyai tema dan telah eksis sampai sekarang. Sedangkan tiga RW lainnya masih dalam pengembangan, dan sedang dalam tahap percobaan.  

“Misal untuk RW 1 disebut sebagai kampung sayur, dimana sebagian besar masyarakatnya adalah komunitas towani tolotang, dan kaum perempuannya dulunya sebagai pekerja berat dengan memecahkan batu, sekarang memanfaatkan halaman rumah dan lahan kosongnya untuk ditanami berbagai jenis sayur untuk kemudian dijual kembali,” paparnya.

Sedangkan untuk RW 2 dinamakan kampung kuliner, karena sebagian besar warganya khususnya  ibu – ibu rumah tangga maupun remaja putri membuat aneka kuliner makanan serta kue tradisional dan kekinian untuk dijual yang dapat menambah penghasilan keluarga.

Kampung seni untuk RW 3, dimana diwilayah tersebut terdapat beberapa kelompok masyarakat dalam bidang kesenian dan budaya seperti sanggar seni I Mattuwa dan kelompok seni pencak silat. Dan kampung santri di RW 4 serta kampung hafidz di RW 8, dimana pada RW tersebut banyak terdapat kegiatan keagamaan khususnya bagi anak – anak seperti membaca dan melafalkan                      Al Quran maupun yang menjadi santri di pondok pesantren yang ada diwilayah tersebut.

Terpisah, Camat Bacukiki, Iskandar Nusu menyatakan apresiasinya dengan adanya RW tematik sebagai upaya dalam mendorong partisipasi masyarakat lebih aktif dalam menata lingkungannya. Tak hanya mengandalkan kerja aparat Pemerintah saja tetapi warga bisa merubah lingkungannya sesuai dengan karakteristik yang diinginkannya.

“Tentunya pembentukan kampung sesuai karakter itu akan membuat masyarakat jadi semakin mandiri karena memang bawaan dari warga itu sendiri yang memiliki karakter tersendiri. Dan ini pastinya berbeda sebab setiap kelompok memiliki karakter yang berbeda tetapi tetap mengedepankan gotong royong,” kata Iskandar.